Anda ‘Jurnalis Perjalanan’? Ah, Ada-ada Saja…..

Posted by FONDA AUGUST at 7:36 PM

Sunday, April 20, 2008




Perjalanan. Siapa saja mungkin sudah pernah melakukan. Entah jauh atau dekat, mendatangi suatu tempat adalah perjalanan. Tesaurus Bahasa Indonesia susunan Eko Endarmoko menyebutkan kata ‘perjalanan’ dengan arti, kepergian; ekspedisi; dan penjelajahan. Lantas, sebesar apa manfaat satu kata ‘perjalanan’ dalam sebuah aktifitas jurnalisme. Ini yang menggelitik saya untuk mencari-cari jawaban atas pertanyaan batin penulis.

Hingga kini, pelabelan ‘jurnalisme perjalanan’ belum pernah terdengar sepasang telinga saya. Baik itu tersusun dalam rangkai kata travelling jurnalism, journey jurnalism, guiding jurnalism, atau apalah namanya, yang jelas sebutan untuk kegiatan itu belum mengkontaminasi gendang pendengaran. Bisa jadi, aktifitas ini masih dalam koridor citizen jurnalism!
Sejauh ini, saya masih belum begitu peduli terhadap pelabelan diatas. Pertanyaan batin saya masih condong kepada manfaat dari kegiatan perjalanan yang didokumentasikan hingga menjadi produk jurnalisme. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit penulis menemukan titik terang, ketika Bung Akmal memberikan tips mendokumentasikan kegiatan berbasis perjalanan dalam sebuah tulisan di sebuah milis yang dikelolanya.
Ia menyebut banyak manfaat yang bisa diambil. Contoh riil, ketika prosais dan penyair merekonstruksi ulang perjalanan itu dalam pelbagai bentuk kata dan kalimat kreatif nan atraktif. Bagi fotografer, perjalanan bisa diabadikan dalam komposisi-komposisi visual. Sementara satu bentuk yang lebih umum dan cepat dikerjakan adalah catatan atau kisah perjalanan yang bisa dengan lekas dipublikasikan di media massa.

Berikut tips dari wartawan Tempo ini meski yang bersangkutan juga merujuk dari catatan Martin Li, seorang penulis perjalanan dan fotografer asal Inggris yang biasa menulis untuk Travel Intelligence, London, yang dirilis dalam milis apsas ;

Tulisan perjalanan adalah bagian dari reportase, bagian dari catatan harian, dan bagian dari penyediaan informasi bagi pelancong atau mereka yang hendak melakukan perjalanan. Penulis perjalanan melakukannya dengan beragam gaya dan teknik yang berbeda.
Dari sisi pembaca, tatkala membaca tulisan perjalanan, mereka mungkin berharap bisa turut merasakan apa yang dialami penulis. Karena itu penulis perlu melibatkan diri dalam tulisan dengan mengungkapkan pengalamannya ketika melakukan perjalanan.
Tentu, seorang penulis kisah perjalanan tidak sekadar menceritakan pengalamannya, tetapi juga mendeskripsikan tempat dan aktivitasnya. Dengan demikian, pembaca selain turut merasakan pengalaman penulis, juga mendapat informasi tentang lokasi yang menjadi tujuan perjalanan serta peristiwa yang menyertainya.

1. Segar
Berikan sudut pandang yang segar, jika mungkin, meliputi beberapa pokok permasalahan yang tidak biasa. Kreatiflah dalam menulis perjalanan, termasuk dalam menggunakan gaya bahasa seperti metafora dan simile yang penuh daya dan orisinal.

2. Personal
Ambil pendekatan sendiri untuk sebuah tempat yang dikunjungi, sebuah aktivitas yang anda coba lakukan atau sebuah petualangan mendebarkan yang sedang anda kerjakan. Apa yang sesungguhnya menginspirasi anda? Kenali dan jelaskan kepada pembaca. Cerita harus memiliki suara dan sudut pandang personal. ingatlah bahwa sebagian besar tempat yang anda tulis, sangat mungkin sebelumnya SUDAH ditulis orang lain. Ini merupakan tantangan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk dikatakan kepada pembaca.

3. Jenaka
Tulisan perjalanan hendaknya memiliki sebuah nada yang cerah, cemerlang, hidup, dan jenaka. Perjalanan adalah sebuah proses berangkat dari yang familiar menuju kepada yang asing dan tidak familiar, sering kaya akan peristiwa komedi dan jenaka. Masukkan komedi ke dalam tulisan di tempat yang patut dan jangan takut membuat pembaca tertawa. Juga, jangan takut untuk memasukkan ”kecelakaan”, misalnya, ke dalam bagian-bagian tulisan. Tak perlu ‘jaim’, ini dapat menjadi seperti bacaan berharga.

4. Surprise
Beri kejutkan kepada pembaca. berikan pembaca sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang hanya diketahui sedikit orang—tentang suatu lokasi misalnya. Lakukan ini dengan mencoba aktivitas yang tidak biasa, bertemu dengan orang-orang yang baru, terlibat ke dalam adegan yang asing ketika berada dalam sebuah perjalanan.

5. Seimbang
Tulisan perjalanan harus memadukan observasi personal, deskripsi dan komentar dengan informasi praktis yang berguna bagi pembaca. jadi, ada keseimbangan yang cermat antara pengalaman personal, deskripsi lokasi, deskripsi kegiatan atau peristiwa. Dan ingat, bahwa saat menulis sebuah kisah perjalanan, anda juga seorang wartawan sehingga akurasi fakta tetap harus diperhatikan.

6. Kutipan
Untuk memperkaya tulisan kutip komentar teman perjalanan atau pengunjung suatu kegiatan atau lokasi. Silakan mereka mengekspresikan perasaan mereka, kengerian, atau ketakjuban mereka tentang suatu tempat atau kegiatan yang sedang berlangsung.

Lalu, setelah sebuah tulisan perjalanan selesai digubah, mau dikemanakan? dipampang di blog pribadi atau dikirim ke media umum. Terserahlah!

0 comments: