Nacturama di KBS

Posted by FONDA AUGUST at 9:07 PM

Monday, May 14, 2007

Kebun Binatang Surabaya (KBS)

Bertamasya Menyaksikan Satwa Malam

Menyaksikan langsung satwa malam tidak harus ‘menyangga’ mata semalam suntuk. Di Nacturama, semuanya terjawab pada siang hari.

Bertamasya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), tidak lengkap jika tanpa mengunjungi seluruh ‘isinya’. Apalagi, jalan-jalan bersama keluarga hanya sebatas melongok satwa populer yang sering dijumpai pada siaran televisi. Ketika Anda mengunjungi KBS secara cermat, kepuasan refreshing kian semakin sempurna tatkala mengunjungi satu bidang bangunan berplakat ‘Nacturama’.
Mendefinisikan Nacturama secara gamblang bisa diuraikan dengan sebuah kalimat ‘sangkar khusus satwa malam’. Sangkar yang dimaksud disini bukan laiknya diperuntukkan bagi unggas, namun Nacturama hanya dihuni satwa malam non unggas yang biasa hidup di alam liar pada malam hari.
Jika Anda jarang mengunjungi KBS, bukan suatu kesalahan jika tidak tahu keberadaan Nacturama yang sudah ada sejak 1980-an. Tidak semakin salah tatkala kedatangan Anda ke KBS hanya sekadar refreshing tanpa ingin tahu seluruh isi kebun binatang satu-satunya di Surabaya yang sudah berusia puluhan tahun.
Mengapa demikian? Ya, menjujugi Nacturama tidak segampang mata memandang kandang satwa lain, karena posisi Nacturama berada pada satu kesatuan komplek akuarium. Paling sederhana setelah pintu masuk utama KBS, pengunjung harus menyusuri walking track sebelah kiri hingga sekitar 500 meter. Tanpa harus berbelok, pada jarak tersebut di sebelah kiri Anda akan menjumpai komplek akuarium.
Sayang, jika harus masuk komplek, pengunjung yang sudah beli tiket awal sebesar Rp.10.000 per orang, akan dikenai karcis tambahan sebesar Rp.3000. Begitu sudah memasuki komplek, tidak usah berpaling ke sebelah kiri dimana Anda akan menjumpai kolam Penyu, atau harus berjalan lurus menuju akuarium bermacam ikan hias.
Anda tinggal melewati jalan sebelah kanan melintasi kolam Arapaima Gigas dan kandang Buaya Muara. Tak lebih 300 meter berjalan, pas sebelah ujung komplek Anda akan menemui bangunan seperti layaknya gedung serbaguna. Nacturama bisa dijumpai di salah satu ruangan khusus gedung tersebut, dimana posisinya pas didepan Diorama (ruangan bersekat kaca yang menampilkan beberapa satwa yang diawetkan).
Hewan Berkentut Bau
Ruangan Nacturama cukup jelas terdeteksi karena ada plakat yang menerangkan di atas pintu masuknya. Sesampai disana jangan heran tatkala menjumpai satu ruangan gelap yang bikin merinding. “Sengaja dikondisikan seperti alam aslinya, walau sekarang siang dibuat seperti malam. Beberapa lampu dimatikan tapi sangkar kaca tetap terang agar hewan dapat terlihat jelas,” kata Agus Supangkat, sie communication KBS.
Ada satu keunikan yang tidak bisa didapat dari lokasi lain di KBS, kendati siang hari suasana khas malam sangat terasa dengan menyaksikan langsung perilaku satwa yang biasa hidup pada malam hari. Jika Anda mengenal Musang (Paradoxurus Hematicus), Kalong (Fruit Bat), Trenggiling (Pangolin), merekalah yang mayoritas menghuni Nacturama. Setidaknya, ada sekitar enam sangkar alias ruang kaca di Nacturama yang dihuni satwa malam.
Ketika berbicara perilaku, para satwa malam ini tidak satupun mengalami perubahan layaknya di alam liar. Sebut saja Musang si pemilik kentut bau yang gemar bersembunyi di balik pepohonan, sementara satwa bernama Trenggiling tiada henti mengendus tanah mencari semut, dan perilaku Kalong yang bergelanyutan di ranting pohon. “Satwa-satwa disini tidak mengalami perubahan perilaku seperti aslinya. Mereka sudah merasakan Nacturama seperti alam liar beneran,” kata Sariyan (58), pawang sekaligus penanggung jawab Nacturama.
Berbeda dengan perilaku pengunjung di kandang satwa lain yang bisa kapan saja memberi makanan, di Nacturama tidak demikian. Ini bukan lain karena memang kondisi sangkar sudah tersekat kaca, jadi hanya pengurus atau pawang saja yang bisa memberi makanan melalui pintu belakang.
Namun jika pengunjung atau seseorang berkenan penjadi pengasuh satwa malam, pihak pengelola KBS tidak akan menolak. “Siapa saja bisa menjadi pengasuh satwa-satwa yang ada disini (KBS,red), termasuk yang ada di Nacturama,” kata Agus Supangkat.

Sariyan (58), pawang Nacturama
Masalahnya Itu Lembab

Sehari-hari mengurusi Nacturama sama halnya dengan merawat satwa lain yang ada di kandang luar. Tidak ada yang spesial atau sulit merawat satwa malam karena sudah tahu seluk beluknya. Ada beberapa aktifitas harian biasa dilakukan pria yang sudah bekerja di KBS sejak 1970-an.
Setiap pagi pria yang sudah empat tahun menjadi pengurus tunggal Nacturama ini membuka setiap pintu sangkar satwa malam untuk mengganti udara, hal tersebut dilakukan secara rutin agar satwa malam mendapat udara segar.
Sayang ada satu perbedaan yang mendasar, jika di kandang satwa lain mendapati kesegaran udara bebas, maka di Nacturama tidak demikian. Di Nacturama, sirkulasi udara tidak berfungsi dengan baik. Keluar masuk udara tidak maksimal karena berada di dalam gedung, ini menyebabkan udara yang ada menjadi pengab alias lembab. Karena itu perlu dilakukan perbaikan pengelola untuk kenyamanan pengunjung.
Sesudahnya, perlakuan berikut dengan memberi makanan yang biasa dikonsumsi satwa malam. Kendati yang dirawat adalah satwa malam, bukan berarti pria yang pernah menjadi pawang unta dan beruang ini harus mengikuti ritme satwa tersebut. Memberi makanan satwa malam pun dilakukan pada siang hari mengikuti pola kerja harian. – fonda