Bubur 'chinese' Madura

Posted by FONDA AUGUST at 9:39 PM

Monday, May 14, 2007

Bubur Madura Pasar Atom
Bertahan di Tengah Banjir Food Court

Gerusan makanan modern yang kian berkembang di tengah kehidupan masyarakat, ternyata tidak membuat beberapa makanan tradisional menjadi tersingkir. Bubur Madura misalnya, meski hanya mengandalkan ‘semangat’ jajan pasar, tetap saja masih digandrungi khalayak, tak terkecuali orang-orang berduit. Mau tahu?

SIANG itu waktu menunjukkan pukul satu siang kurang seperempat (12.45) WIB, saya yang sudah berada di areal parkir coba bergegas untuk segera mencari tahu di mana segerombolan orang jual bubur menjajakan barang dagangan. Tanpa berlama-lama dan tidak mencoba basa-basi, kami pun bertanya pada salah satu satpam Pasar Atom yang memang keberadaannya tidak jauh dari tempat parkir motor.
Setelah mendapatkan informasi dari pria tegap tersebut, sesegera mungkin kami mengikuti instruksinya. Menyisiri areal parkiran yang terbentuk bak aliran air sepanjang kira-kira 200 meter, kami pun langsung disapa plakat tergantung yang bertuliskan ‘Bubur Madura’.
Ya, rupanya tidak sulit mendeteksi keberadaan Bubur Madura khas Pasar Atom Surabaya. Sejenak pas berada di area dagang bubur ini suara riuh langsung memekakan telinga, “Bubur’e, ayo bubur’e yang. Ayo yang bubur madura’e.” Setidaknya kalimat itu terdengar sahut-sahutan dari mulut penjaja bubur.
Buka Jam Satu Siang
Bagi Anda yang ingin mengunjungi walau hanya ingin melihat atau mencicipi makanan khas tradisional itu, janganlah coba-coba untuk datang di bawah jam 12. Sebab, Anda pasti akan kecewa berat lantaran segerombolan penjaja bubur tidak bakal Anda temui, karena mereka terbilang kompak untuk mulai menjual makanan bersantan ini di kisaran jam 1 siang.
Itu pun kadang tidak semua mulai berjualan, terkadang satu dua penjaja saja yang sudah siap menggelar dagangannya. Namun, jangan khawatir agak siangan sedikit atau sekitar jam 2 siang, Anda akan menjumpai tidak lebih dari 5 penjual bubur tersebut. Waktu berjualan pun dibatasi oleh pihak Pasar Atom sebagai pengelola lahan, mereka diberi kesempatan untuk berjualan hingga jam 5 sore. Jadi efektivitas dagang mereka hanya 4 jam saja.
Meski begitu jangan remehkan omzet harian yang dihasilkan. Sebesar Rp.150 ribu-250 ribu sudah mampu dikantongi mereka dari penjualan makanan yang terdiri atas lopes, ketan, klanting, jongkong, ijo-ijo, talam, ketan ireng, sum-sum, kasaran, biji salak, dan santan.
Seperti diungkapkan Siti Aisyah (22) salah satu pedagang bubur, “Dalam sehari ya gak mesti dapat uang berapa, tapi kalau itung-itungan kasar bisa sampai Rp. 250 ribu. Tapi kalau sepi, Rp.150 ribu juga dapat kok.” Omzet ini didapat dari satu bungkus (paket) bubur yang dijual Rp.3.000.
Para sekumpulan pedagang Bubur Madura ini, mereka nyaris tidak menjajakan dagangan secara tawar-menawar, umumnya mereka menjual per bungkus dengan harga Rp.3.000. Entah pembeli itu mau bubur campur (lengkap) atau mereka memilih berdasar selera.
Tak Buka Cabang
Kalau Anda bukan pecinta Bubur Madura, jangan sangsi untuk datang di lokasi ini sebab ada beberapa macam jajan pasar yang juga dijual disana. Jajan pasar macam nagasari, lepet, dan lemet turut disajikan dengan harga Rp.1.000 per satuan. Rasanya pun tidak kalah enak, karena jajanan itu juga buatan mereka sendiri.
Karena kekhasan dan eksistensinya dalam mempertahankan kuliner tradisional, tidak mengherankan jika kebanyakan dari mereka menerima pesanan luar. “Biasanya yang pesan itu untuk kawinan atau acara peresmian, mereka rata-rata langsung borong semuanya. Kalau saya tidak menghitungi berapa bungkus, tapi semuanya dibeli antara Rp. 400 ribu-500 ribu,” kata Siti yang meneruskan usaha orang tuanya.
Jika Anda penikmat Bubur Madura di Pasar Atom ini, jangan harapkan untuk menemuinya di tempat lain karena rata-rata tidak membuka cabang. Dan perlu diwaspadai pula setiap Sabtu dan Minggu, mereka terkadang balik pulang lebih sore karena dagangan ludes habis terjual karena saking ramainya.
Sekadar diketahui, keberadaan Bubur Madura ini sudah tiga tahun berada di areal bawah Pasar Atom yang sebelumnya bertahun-tahun mangkal di areal sekitar parkiran lantai dua Pasar Atom. Jadi untuk urusan rasa dan harga nyaris tidak ada bedannya. Selamat mencoba…! - fonda august